Penulis: Ummul Husain
Muraja’ah: ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar
Kebanyakan dari kita, mungkin beranggapan bahwa ibadah hanyalah sebatas pada shalat, puasa, haji, dan zakat. Padahal ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai oleh Allah dan yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah satu ibadah yang telah diremehkan oleh sebagian kaum muslim adalah menjaga adab-adab yang telah diajarkan oleh Islam. Adab-adab tersebut memang terkesan sepele, tetapi jika kita mengamalkannya dengan niat beribadah dan dengan niat meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, amal tersebut akan bernilai ibadah di sisi Allah Ta’ala. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan hasil sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Salah satu adab islami yang sudah banyak ditinggalkan kaum muslimin adalah adab ketika bersin dan menguap. Banyak kaum muslimin saat ini yang tidak mengetahui adab ini. Ketika bersin, banyak di antara mereka yang tidak mengucapkan “alhamdullillah”. Mungkin itu disebabkan mereka lupa atau tidak mengetahui keutamaannya.
Demikian pula ketika ia menguap, seharusnya seorang muslim menahannya semampu mungkin. Akan tetapi, banyak dari kita, membuka mulut lebar-lebar saat menguap, sehingga semua orang pun bisa melihat seluruh isi mulutnya. Ada pula yang ketika menguap, mengucapkan ta’awudz, padahal perbuatan semacam ini sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya jika seorang muslim mengetahui betapa besar pahala yang akan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika seorang muslim meneladani Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam maka sudah pasti manusia akan berlomba-lomba melaksanakan adab-adab yang telah diajarkan oleh Islam ini. Meskipun hal tersebut dalam perkara yang remeh di mata manusia.
Sesungguhnya Allah Membenci Menguap
Jika kita mengaku muslim dan mengaku bahwasanya kita mencintai Allah, maka salah satu konsekuensinya adalah mencintai segala sesuatu yang dicintai oleh Allah, serta membenci dan menjauhi segala sesuatu yang dibenci oleh Allah. Salah satu perkara yang dibenci oleh Allah adalah menguap. Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan benci terhadap menguap. Maka apabila ia bersin, hendaklah ia memuji Allah (dengan mengucapkan ‘Alhamdullillah’). Dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk mendoakannya. Adapun menguap, maka ia berasal dari setan. Hendaklah setiap muslim berusaha untuk menahannya sebisa mungkin, dan apabila mengeluarkan suara ‘ha’, maka saat itu setan menertawakannya.” (HR Bukhari)
Allah membenci menguap karena menguap adalah aktivitas yang membuat seseorang banyak makan, yang pada akhirnya membawa pada kemalasan dalam beribadah. Menguap adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah, terlebih-lebih ketika pada waktu shalat. Para nabi tidak pernah menguap, dikarenakan menguap adalah salah satu aktivitas yang dibenci oleh Allah.
Tahanlah Semampumu
Jika seseorang ingin menguap, maka hendaklah dia menahannya sebisa mungkin, atau dengan menutup jalan terbukanya mulut dengan menggunakan tangannya. Hal ini sesuai dengan hadits yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Menguap adalah dari setan, maka jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah ia menahannya sedapat mungkin.” (HR Muslim)
Ketika seseorang ingin menguap hendaknya ia menutup mulutnya dengan tangan kiri, karena menguap adalah salah satu perbuatan yang buruk.
Sesungguhnya Allah Mencintai Orang yang Bersin
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah menyukai bersin.” (HR Bukhari)
Bersin merupakan sesuatu yang disukai karena bersin dapat menyehatkan badan dan menghilangkan keinginan untuk selalu mengenyangkan perut, serta dapat membuat semangat untuk beribadah.
Ketika Bersin Hendaknya Kita…
1. Merendahkan suara.
2. Menutup mulut dan wajah.
3. Tidak memalingkan leher.
4. Mengeraskan bacaan hamdalah, walaupun dalam keadaan shalat.
Macam-Macam Bacaan yang Dapat Kita Amalkan Ketika Bersin
* Alhamdulillah (segala puji hanya bagi Allah).
* Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin (segala puji bagi Allah Rabb semesta alam).
* Alhamdulillah ‘ala kulli haal (segala puji bai Allah dalam setiap keadaan)
* Alhamdulillahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi, mubaarakan ‘alaihi kamaa yuhibbu Rabbuna wa yardhaa” (segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak lagi penuh berkah dan diberkahi, sebagaimana yang dicintai dan diridhai oleh Rabb kami).
Tunaikanlah Hak Saudaramu
Islam adalah agama yang sangat indah, dan salah satu keindahan agama ini adalah memperhatikan keadilan dan memberikan hak kepada sang pemiliknya. Salah satu hak yang harus ditunaikan oleh seorang muslim dan muslimah kepada muslim dan muslimah yang lain adalah ber-tasymit (mendoakan orang yang bersin) ketika ada seorang dari saudara atau saudari kita yang muslim bersin dan ia mengucapkan ‘alhamdullillah’.
Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
“Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada enam: jika engkau bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, jika ia mengundangmu maka datanglah, jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah nasihat, jika ia bersin lalu ia mengucapkan alhamdullilah maka doakanlah, jika ia sakit maka jenguklah, jika ia meninggal maka iringilah jenazahnya.” (HR Muslim)
Ketika ada seorang muslim bersin di dekat kita, lalu dia mengucapkan “alhamdullillah,” maka kita wajib mendoakannya dengan membaca “yarhamukallah” (semoga Allah merahmatimu) . Hukum tasymit ini adalah wajib bagi setiap orang yang mendengar seorang muslim yang bersin kemudian mengucapkan “alhamdullillah.” Setelah orang lain mendoakannya, orang yang bersin tadi dianjurkan untuk mengucapkan salah satu doa sebagai berikut:
- Yahdikumullah wa yushlih baalakum (mudah-mudahan Allah memberikan hidayah kepada kalian dan memperbaiki keadaan kalian).
- Yaghfirulahu lanaa wa lakum (mudah-mudahan Alah mengampuni kita dan kalian semua).
- Yaghfirullaah lakum (semoga Allah mengampuni kalian semua).
- Yarhamunnallah wa iyyaakum wa yaghfirullaahu wa lakum (semoga Allah memberi rahmat kepada kami dan kamu sekalian, serta mengampuni kami dan mengampuni kalian).
- Aafaanallah wa iyyaakum minan naari yarhamukumullaah (semoga Allah menyelamatkan kami dan kamu sekalian dari api neraka, serta memberi rahmat kepada kamu sekalian).
- Yarhamunnallah wa iyyaakum (semoga Allah memberi rahmat kepada kami dan kepada kalian semua).
Mereka Tidak Berhak Mendapatkannya
Kita tidak perlu bertasymit ketika:
1. Ada seseorang yang bersin, dan dia tidak mengucapkan hamdalah.
2. Ada seseorang yang bersin lebih dari tiga kali. Jika seseorang bersin lebih dari tiga kali, maka orang tersebut dikategorikan terserang influenza. Kita pun tidak disyariatkan untuk mendoakannya, kecuali doa kesembuhan.
3. Ada seseorang membenci tasymit.
4. Seseorang yang bersin itu bukan beragama Islam. Walaupun orang tersebut mengucapkan hamdalah, kita tetap tidak diperbolehkan untuk ber-tasymit, karena seorang muslim tidak diperbolehkan mendoakan orang kafir. Jika orang kafir tersebut mengucapkan alhamdulillah, kita jawab “Yahdikumullah wa yushlih baalakum“
5. Seseorang yang bersin bertepatan dengan khutbah jumat. Cukup bagi yang bersin saja untuk mengucapkan hamdalah tanpa ada yang ber-tasymit, karena ketika khutbah jum’at seorang muslim wajib untuk diam. Begitu pula ketika shalat wajib (shalat fardhu) sedang didirikan, tidak ada keharusan bagi kita untuk ber-tasymit.
6. Kita berada ditempat yang terlarang untuk mengucapkan kalamullah, seperti di dalam toilet.
Saudariku marilah kita bersama-sama mengamalkan sunnah (tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang mulia ini. Mulailah untuk membiasakan diri melakukannya di tengah-tengah keluarga, teman-teman, dan masyarakat di sekitar kita. Beritahukanlah kepada saudara-saudari kita yang lain untuk ikut mengamalkannya, karena sesungguhnya di dalamnya terdapat karunia yang sangat besar. Bahkan dahulu kaum yahudi pun pernah berpura-pura bersin di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam demi mendapatkan karunia yang besar itu, melalui doa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, seharusnya kita sebagai muslim dan muslimah lebih bersemangat lagi untuk mendapatkannya. Sangat disayangkan jika karunia yang sangat besar itu kita tidak mendapatkannya. Bukankah demikian, wahai Saudariku?
Wallaahu ‘alam bish shawaab.
Maraa’ji’ :
Adab Menguap dan Bersin, Ismail bin Marsyid bin Ibrahim ar-Rumaih, Pustaka Imam Asy-Syafi’I, Bogor.
Sepuluh Hak Dalam Islam, Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin, penerbit: Pustaka Al-Minhaj, Sukoharjo.
Matan Hadits Arba’in An-Nawawiyah, Imam An-Nawawi
Baca lagi...
11 Jun 2010
Adab Menguap dan Bersin
09 Jun 2010
KAITAN ANTARA DOSA DAN FACEBOOK
Perlakuan dan perbuatan melalui facebook yang boleh mengundang dosa terlalu banyak, namun di kesempatan ini, cukup saya senaraikan enam perkara, iaitu :-
1) Mendedah keaiban suami, isteri di facebook.
Terdapat beberapa kes yang dilihat sama ada secara langsung atau tidak langsung, pemilik facebook meluahkan perasaan sedih, kecewa, benci, marah terhadap pasangan di ruang status mereka. Mendesak suami atau isteri juga melalui status facebook. Kemudian, status tersebut mendapat komentar pelbagai dari rakan-rakan mereka. Tertekanlah sang suami atau isteri.
Sebagaimana yang disebut oleh ramai specialist di dalam bidang rumah tangga, kebanyakan wanita suka berkongsi dan meluahkan perasaan mereka kepada orang lain sebagai pelepas kepada beban yang ditanggung. Adakalanya ia mungkin bukan bertujuan untuk menjatuhkan suaminya, bukan pula untuk tujuan membuka aib suami atau untuk mencari penyelesaian. Pendedahan itu hanya sebagai pelepas tekanan di dalam diri.
Namun, tanpa disedari perbuatan tersebut tergolong dalam mengumpat yang diharamkan oleh Islam. Semua perlu memahami bahawa mereka tidak boleh sewenangnya bercerita perihal rumahtangga atau pasangan mereka secara terbuka sama ada melalui facebook atau kepada rakan di pejabat dan sebagainya. Sebarang masalah yang sudah tidak dapat diselesaikan olehnya, hanya dibenarkan untuk diluahkan kepada seseorang yang diyakini punyai autoriti seperti ibubapa, mertua dan adik beradik yang diyakini boleh berperanan membantu, bukan berpotensi mengeruhkan lagi keadaan. Boleh juga dikongsikan secara tertutup kepada pihak ketiga seperti Qadhi, Mufti, para ilmuan sama ada Ustaz, Ustazah atau Kaunselor Rumahtangga.
Pendedahan masalah dan info yang boleh mengaibkan suami (dan isteri) TIDAK DIBENARKAN sama sekali disebarkan melalui facebook. Apabila ia dilakukan, ia dengan mudah sekali boleh mengundang dosa.
Terdapat sebahagiannya info tidak secara langsung mengaibkan pasangan, tetapi selaku pembaca, kita dapat `membaca' dan mengetahui secara tersirat bahawa si pemilik sedang `perang dingin' dengan pasangannya. Ada juga yang difahami, suaminya sedang gagal memenuhi apa yang diingininya, bersifat kurang baik kepadanya dan sebagainya. Ingatlah semua, rumahtangga adalah amanah, jangan meruntuhkannya melalui facebook.
Beramanahlah, berikan suami dan isteri anda password facebook anda, agar mereka sentiasa boleh meneliti mesej-mesej yang dihantar kepada anda. Boleh juga pasangan berperanan selaku penyemak dan memadam (delete) mana yang perlu jika dimasukkan secara emosi tanpa pertimbangan aqal yang wajar.
2) Terlebih gambar
Ramai di kalangan wanita hari ini sudah mempunyai facebook, mungkin sudah menjadi lumrah wanita yang biasanya inginkan kecantikan dan pujian terhadap kecantikannya. Oleh itu, semakin ramai wanita yang memuatkan gambar mereka, sama ada jarak dekat, sangat dekat ( sehingga memenuhi kotak gambar) dan jauh (beramai-ramai atau seorang diri). Ditambah pula lagi dengan gaya , aksi dan fesyen yang pelbagai.
Agak pelik juga kerana sebahagian mereka sudah bersuami dan kelihatan suami mereka memberikan sepenuh keredhaan atas tayangan gambar sedemikian kepada khalayak, tanpa sebarang rasa cemburu dan prihatin. Lebih merbahayakan, ramai pula lelaki yang menontonnya, sebahagiannya memberikan pujian, malah ada yang berani bergurau senda, dan membuat `lamaran' nafsu.
Lebih pelik, tuan punya facebook yang sepatutnya mampu mengawal dan memadam sebarang komen kurang etika, kelihatan membiarkan sahaja lamaran nafsu (seperti ajakan berdating, kahwin-padahal telah bersuami) tersebut di ruangan komentar gambarnya, tanpa rasa bersalah.
Berterusan bercanda mereka melalui ruang komentar, si lelaki dan wanita ada juga yang telah beristeri dan bersuami, cuma atas tiket kawan lama, sepejabat dan sebagainya, hal tersebut dibiarkan. Malah jika kedua-duanya masih bujang sekalipun, ia tetap BERDOSA dan SALAH di sisi Islam kerana ia termasuk dalam kategori larangan Allah `janganlah kamu menghampiri zina'.
Saya bimbang, ramai pula lelaki yang menjadi dayus dek kerana gambar isteri terdedah aurat ( atau menutup aurat kurang sempurna) ditayang sehabisnya di facebook.
3) Penyamaran
Lelaki menyamar sebagai wanita untuk menjadi friend dan seterusnya mendapat maklumat wanita. Ada dilaporkan juga, sebahagian lelaki berang kerana tidak diluluskan menjadi `friend' seseorang wanita. Akibatnya, si lelaki tidak mendapat kemudahan akses kepada gambar-gambar wanita tersebut. Bagi membolehkannya mendapat akses, terdapat lelaki yang mula menyamar menjadi wanita, meletakkan gambar mana-mana wanita yang boleh dijumpai secara mudah tertebaran di interent, diletakkan sebagai dirinya. Melalui cara itu, lelaki ini berjaya menjadi friend dan menonton seluruh gambar wanita terbabit dan berbuat apa yang disukainya dengan gambar itu.
Si wanita yang pada asalnya merasa selamat kerana merasakan dirinya telah menapis sebaiknya, rupanya masih terdedah gambarnya kepada yang orang yang tidak sepatutnya. Kerana itu, walau anda hanya membenarkan friend untuk menatapi gambar anda, pastikan semua gambar tersebut masih terhad dan terjaga.
4) Download gambar untuk simpanan dan tatapan.
Dimaklumkan juga, dek kerana gambar wanita yang terlalu `bersepah' difacebook, terdapat lelaki berhati buas yang memuat turun gambar tersebut dan disimpan sebagai koleksi peribadinya. Justeru, sedarlah, mana-mana wanita yang dikurniakan Allah punyai `rupa' yang menurut pandangan ramai sebagai elok dan menawan. Golongan sebegini amat perlu sekali lebih berwaspada lebih daripada mereka yang lain.
Malangnya, golongan sebegini kelihatan lebih ghairah menjaja gambar mereka untuk mendapat lebih banyak pujian dan ...'DOSA'. Simpan sahajalah gambar-gambar 'kiut' (cute) anda, cukuplah ia buat tatapan suami. Cukuplah pujian rakan sekeliling yang benar-benar mengenali anda. Tidak perlulah tamakkan pujian manusia luar.
Tunggu sahajalah pujian para malaikat dan bidadari di Syurga nanti, terlampau tidak sabarkah wahai diri? Sedarilah, ke'kiut'an anda mungkin menjadikan sebuah rumahtangga hancur, kecemburuan wanita lain, kerana boleh wujud gejala suami yang membanding-bandingkan wajah dan tubuh anda dengan isterinya. Jika itu berlaku, pemilik gambar mendapat dosa.
5) Tagging gambar tanpa izin dan gambar silam yang membuka aurat.
Tagging atau menandakan sesuatu gambar yang disiar merupakan satu fungsi mudah untuk menyebarluaskan gambar seseorang termasuk diri sendiri kepada kenalan dan rakan. Malangnya fungsi ini menjadi sumber dosa yang banyak juga dewasa ini. Isu ini juga pernah ditulis oleh beberapa penulis lain seperti Ust Abu Umair dan Sdr Shahmuzir. Saya ingin menegaskan lagi tulisan mereka.
Ini adalah kerana, terdapat `trend' menyebarkan gambar-gambar lama, dan kemudian meletakkan tagging kepada individu di dalam gambar. Perlu disedari, setiap gambar yang di'tag', akan muncul dan boleh dilihat oleh semua friend, dan rakan kepada friend tersebut juga boleh menontonnya.
Ini boleh menjadi dosa, kerana :-
a- Sebahagian individu di dalam gambar terbabit mungkin dahulu tidak menutup aurat, tetapi kini telah menutup aurat. Justeru penyebaran gambarnya yang tidak menutup aurat adalah haram.
b- Individu terbabit berada di dalam rumah, bersama keluarga, justeru penutupan auratnya tidak begitu sempurna kerana di dalam rumah sendiri atau di dalam keadaan `candid', tetapi akibat ketidakperihatinan sebahagian ahli keluarga terhadap hal aurat. Gambarnya yang sedemikian tersebar. Sepatutnya, kita yang di'tanda' boleh dengan segera delete 'tag' itu, hasilnya walau gambar masih tersiar tetapi ia tidak mempunyai sebarang pengenalan. Itu paling kurang boleh dilakukan oleh individu yang prihatin dan berawas-awas. Namun malangnya, sebahagian pemilik facebook tidak sedar mereka boleh `untagged' nama mereka. Malah kalau mereka boleh untagged sekalipun, penyebaran gambar sedemikian tetap salah dan berDOSA di dalam Islam.
c- Gambar mengaibkan orang lain. Gambar yang disiarkan itu, walaupun menutup aurat, tetapi dalam situasi mengaibkan. Mungkin ia tidak mengaibkan individu yang menyiarkannya kerana dia dalam keadaan baik dan bagus. Namun rakannya berada dalam situasi mengaibkan, tambahan pula dia kini merupakan `seseorang' yang terhormat, punyai kedudukan baik di mata masyarakat,. Apabila gambar sedemikian disiarkan, ia mencemar nama baiknya. Penyiaran sebegitu sama seperti mengutuknya secara langsung di khalayak ramai, sama ada sengaja atau tidak, semua perlu sedar.. anda mungkin bebas menyiarkan gambar anda, namun gambar orang lain. Keizinan perlu diperolehi terlebih dahulu sebelum siaran dibuat.
6. Mengutuk diri sendiri & kebaikan
Adakalanya terdapat juga wanita-wanita berpenampilan cukup solehah, berpakaian extra caution dalam bab aurat sewaktu zaman universiti atau sekolahnya. Namun sesudah masuk ke alam pekerjaan dan perkahwinan, imejnya berubah begitu drastik dengan make up cukup jelas menghiasi wajah, baju bekerlipan warnanya, yang tebal dahulu sudah jadi nipis, adakalanya tidak sempurna dan macam-macam lagi. Alasannya? Seribu satu macam. Suami pula mungkin bukan dari jenis yang cermat untuk menegur dan menasihat.
Yang menyedihkan, apabila tersiar gambar lamanya yang berpakaian extra caution lagi sopan di facebook, disiarkan oleh rakan-rkana lama. Tuan punya tubuh, kelihatan tanpa malu dan segan mengutuk dirinya sendiri sama ada secara langsung atau tidak langsung. Lahirlah kata-kata, `zaman aku ekstrem', `zaman solehah', `waktu innocent', zaman-zaman suci', 'itu zaman kuno dulu', 'itu masa duduk bawah tempurung' dan lain-lain frasa yang sepertinya.
Tanpa disedarinya, ia mendedahkan keaiban dirinya sendiri, apabila berkata zaman solehah, bermakna kini adakah dia mengaku tidak lagi solehah?, kini tidak suci?. dan lain-lain. Ia juga sekaligus seolah mengutuk pemakaian sopan dirinya dahulu. Ingatlah wahai diri, jika tidak mampu istiqamah atas pakaian dan penampilan dahulu, janganlah sampai mengutuknya. Kerana ia sama seperti mengutuk pakaian yang sopan lagi baik, seolah mendahulukan yang kurang baik.
KESIMPULAN
Itulah facebook, ia boleh menjadi sumber pahala, jika diguna dengan betul, boleh menjadi pemudah azab jika digunakan tanpa ilmu dan limitasi. Berhati-hatilah dan berpada-padalah pemilik facebook.
Niat untuk mendekatkan ukhuwwah antara rakan lama, sekolah dan sebagainya tidak sama sekali boleh menghalalkan sembangan mesra, gurauan senda di antara suami dan isteri orang, antara lelaki dan wanita yang bukan mahram. Ia hanya akan membawa kepada kemudaratan dan keruntuhan rumahtangga. Janganlah lagi mempermainkan nama 'ukhuwah' untuk berbuat dosa.
Ukhuwwah itu hanya terhad sesuatu yang membawa kepada ingatan kepada Allah, mengajak kebaikan dan menjauh kemungkaran. Lihatlah surah al-Hujurat dan fahamkan kalam Allah sebaiknya akan erti ukhuwwah di kalangan mukmin.
PETIKAN DARIPADA
Zaharuddin Abd Rahman
www. zaharuddin. net
Baca lagi...